Pengertian dan Fungsi Power Amplifier
Pengertian dan Fungsi Power Amplifier. Power amplifier adalah penguat akhir dari sistem tata suara yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal audio. Pada dasarnya power amplifier merupakan penguat tegangan dan arus dari sinyal audio yang nantinya akan dikirim ke pengeras suara (loud speaker).
Istilah power amplifier merupakan driver penguat akhir yang mana tidak dilengkapi dengan pengatur nada. Sementara istilah amplifier yaitu didalamnya terdiri dari pengatur nada dan power amplifier. Power ampli ( driver ) ini memiliki tugas yaitu untuk mendorong sinyal yangg sudah diolah preamp untuk di teruskan ke loud speaker.
Kita mengenal ada ampli 100 Watt, 150 Watt, 300 Watt dan lain sebagainya. Ini menunjukkan kekuatan dari daya dorong power amplifier tersebut. Namun, hal itu tidaklah murni seperti yang tercantum pada daya nya. Misalkan power ampli 100 Watt sudah dihitung dengan suara cacat nya baik RMS tidak cacat dan Peak suara cacat nya.
Power amplifier bisa bekerja sebagaimana mestinya merupakan paduan oleh berbagai jenis komponen dalam driver pendorong nya. Bagian-bagian dari power amplifier terdiri dari Transistor sebagai penguat nya. Kemudian Elco berkapasitas besar sebagai penyimpan arus, Travo sebagi pengubah arus, Lau ada dioda sebagai penyearah arus, dan juga resistor yang memiliki fungsi sebagai penghambat arus.
Dari paduan antara fungsi komponen inilah yang akan menghasilkan dorongan suara sekaligus sebagai penguat sinyal audio yang lemah dan akan di teruskan ke loud Speaker.
Pada prinsipnya satu power amplifier stereo terdiri dari dua buah power amplifier dan dua buah pre amplifier yang teripisah , serta dua unit pengaturan nada yang tergabung dalam satu rangkaian atau terpisah dalam cara pengaturan suaranya.
1. Fungsi dan Kegunaannya.
Sebelum memilih power amplifier yang tepat maka pertimbangkan terlebih dahulu digunakan untuk apa Power Ampli tersebut. Sebagai misal PA untuk Hight, Middle, Low atau pun Subwofer. Dalam hal ini tentu kita harus menyesuaikan karakter dari masing-masing PA tersebut baik daya Watt PA dan spesifikasi yang dimilikinya.
Jika ingin menggunakan PA untuk dua line maka sebainya pilih PA dengan karakter multiguna. Sebagai misal pilih PA yang bisa digunakan untuk karater Hight dan middle. Selain itu juga bisa memilih PA yang berkarakter Low dan subwoofer. Jadi cukup satu PA untuk dipakai speaker Middle dan jugaTweater. Untuk PA subwoofer bisa digunakan untuk speaker subwoofer dan speaker Low.
2. Memilih merek PA yang baik.
Dalam memilih merk dari suatu Power amplifier alangkah baiknya mencari informasi terlebih dahulu baik pada teman atau pemilik sound system yang sudah berpengalaman. Hal ini akan memberikan pengalaman sekaligus informasi merk PA apa yang baik dan juga yang banyak digunakan para audio profesional.
3. Memilih Power Amplifier Built up dan lokal.
Untuk memilih power amplifier yang akan digunakan maka pertimbangkan juga dengan budget yang dimiliki jika memang budget mampu maka sebaiknya pilih power amplifier built up. Namun, apabila budget pas-pasan akan lebih baik jika merakit sendiri power amplifier dengan menyesuaikan budget yang ada.
Perbedaan Power Amploifier Built Up dan Lokal.
Power amplifier built up memiliki spesifikasi yang jelas dan akurat. sehingga spesifikasi dan daya yang dihasilkan benar-benar sesuai. Selain itu karakter yang dimiliki sudah fix atau sesuai denngan jenisnya. Power amplifier built up memiliki sistem proteksi yang dapat diandalkan yang mana hal ini adalah sebagai sistem pangamanan yang sudah disesuaikan sebagai langkah proteksi diri. Untuk masalah performa dan kualitas tentu sudah tidak diragukan lagi. Karena jenis komponen yang digunakan adalah jenis komponen yang berkualitas tinggi.
Sementara untuk power amplifier lokal akan cenderung kurang spesifik dalam artian komposisi dan spesifikasi yang dihasilkan kadang tidak sesuai dengan kenyataanya. Namun, jika lebih teliti dalam memilih paower amplifier lokal pun bisa juga untuk di andalkan.
4. Perhatikan Daya Watt atau Daya Output Power Amplifier.
Selain mempertimbangkan hal di atas maka akan lebih baik lagi untuk memperhatikan daya output yang dimiliki sebuah powe amplifier. Dengan ketentuan daya Watt Power amplifier harus lebih besar dari kemampuan daya yang dimiliki loud speaker . Dalam hal ini untuk mengetahui daya output PA maka tanyakan atau lihat tabel daya yang ada pada PA tersebut.
Periksa rincian kemampuan daya dalam Watt per RMS (murni). Total daya yang dimiliki (stereo) dan berapa ohm (impedansi speaker) serta kemampuan total daya yang dimiliki power amplifier.
Contoh Perhitungan Spesifikasi Daya Power Amplifier.
Pada sebuah PA tertulis 2500 Watt per channel / 8 Ohms. Maka total daya ouptu PA tersebut (RMS) adalah 5000 Watt untuk stereo dan 1250 Watt per channel (mono) pada loud speaker 8 ohms.
Power amplifier 2000 Watt per channel / 4 Ohms. Jadi total daya output PA tersebut adalah 4000 Watt Stereo yang masing channel memili daya outpu 2000 Watt pada impedansi speaker 4 ohms. Namun, pada umumnya speaker yang beredar memiliki impedansi 8 ohms. Untuk mendapatkan impedansi 4 Ohms maka harus memasang minimal 2 speaker pada channel kiri dan 2 speaker pada channel kanan dengan penyambungan sepaekr secara paralel.
Demikian penjelasan tentang pengertian dan fungsi power amplifier. Semoga informasi kali ini bisa menjadikan refernsi bersama serta bisa bermanfaat untuk kita semua.
Istilah power amplifier merupakan driver penguat akhir yang mana tidak dilengkapi dengan pengatur nada. Sementara istilah amplifier yaitu didalamnya terdiri dari pengatur nada dan power amplifier. Power ampli ( driver ) ini memiliki tugas yaitu untuk mendorong sinyal yangg sudah diolah preamp untuk di teruskan ke loud speaker.
Kita mengenal ada ampli 100 Watt, 150 Watt, 300 Watt dan lain sebagainya. Ini menunjukkan kekuatan dari daya dorong power amplifier tersebut. Namun, hal itu tidaklah murni seperti yang tercantum pada daya nya. Misalkan power ampli 100 Watt sudah dihitung dengan suara cacat nya baik RMS tidak cacat dan Peak suara cacat nya.
Power amplifier bisa bekerja sebagaimana mestinya merupakan paduan oleh berbagai jenis komponen dalam driver pendorong nya. Bagian-bagian dari power amplifier terdiri dari Transistor sebagai penguat nya. Kemudian Elco berkapasitas besar sebagai penyimpan arus, Travo sebagi pengubah arus, Lau ada dioda sebagai penyearah arus, dan juga resistor yang memiliki fungsi sebagai penghambat arus.
Dari paduan antara fungsi komponen inilah yang akan menghasilkan dorongan suara sekaligus sebagai penguat sinyal audio yang lemah dan akan di teruskan ke loud Speaker.
Pengertian dan Fungsi Power Amplifier.
Informasi Terkait Power Amplifier.
- Ampifier berfungsi sebagai penguat sinyal suara yang lemah dan akan ditransmisikan ke loud speaker sehingga bisa mendapatkan output yang maksimal.
- Besarnya penguatan ampifier biasa disebut dengan istilah gain. Nilai gain ini dinyatakan sebagai fungsi frekuensi.
- Daya output Power amplifier memiliki berbagai variasi mulai dari 5 Watt sampai ribuan Watt.
- Untuk kebutuhan di rumah power ampli dengan daya 20 Watt sudah lah cukup memadai. Namun untuk memenuhi kebutuhan set up audio lapangan maka dibutuhkan power amplifier dengan daya yang lebih besar agar mampu mencakup medan lokasi.
- Power amplifier yang bagus adalah power amplifier yang mampu merespon frekuensi audio dari 0 – 20.000 Hz.
Perbedaan Power Amplifier Mono dan Power Amplifier Stereo.
Power amplifier mono dan power amplifier stereo ini memiliki perbedaan dari suara yang dihasilkan. Perbedaan suara ini terjadi karena input yang masuk ke amplifier terdiri dari dua jalur suara. Jika input yang masuk hanya satu jenis suara, maka kedua loud speaker akan sama bunyinya.Pada prinsipnya satu power amplifier stereo terdiri dari dua buah power amplifier dan dua buah pre amplifier yang teripisah , serta dua unit pengaturan nada yang tergabung dalam satu rangkaian atau terpisah dalam cara pengaturan suaranya.
Tips Memilih Power Amplifier Yang Tepat dan Baik.
Dalam memilih sebuah power amplifier maka berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan Power amplifier yang benar-benar cocok dengan kebutuhan masing-masing :1. Fungsi dan Kegunaannya.
Sebelum memilih power amplifier yang tepat maka pertimbangkan terlebih dahulu digunakan untuk apa Power Ampli tersebut. Sebagai misal PA untuk Hight, Middle, Low atau pun Subwofer. Dalam hal ini tentu kita harus menyesuaikan karakter dari masing-masing PA tersebut baik daya Watt PA dan spesifikasi yang dimilikinya.
Jika ingin menggunakan PA untuk dua line maka sebainya pilih PA dengan karakter multiguna. Sebagai misal pilih PA yang bisa digunakan untuk karater Hight dan middle. Selain itu juga bisa memilih PA yang berkarakter Low dan subwoofer. Jadi cukup satu PA untuk dipakai speaker Middle dan jugaTweater. Untuk PA subwoofer bisa digunakan untuk speaker subwoofer dan speaker Low.
2. Memilih merek PA yang baik.
Dalam memilih merk dari suatu Power amplifier alangkah baiknya mencari informasi terlebih dahulu baik pada teman atau pemilik sound system yang sudah berpengalaman. Hal ini akan memberikan pengalaman sekaligus informasi merk PA apa yang baik dan juga yang banyak digunakan para audio profesional.
3. Memilih Power Amplifier Built up dan lokal.
Untuk memilih power amplifier yang akan digunakan maka pertimbangkan juga dengan budget yang dimiliki jika memang budget mampu maka sebaiknya pilih power amplifier built up. Namun, apabila budget pas-pasan akan lebih baik jika merakit sendiri power amplifier dengan menyesuaikan budget yang ada.
Perbedaan Power Amploifier Built Up dan Lokal.
Power amplifier built up memiliki spesifikasi yang jelas dan akurat. sehingga spesifikasi dan daya yang dihasilkan benar-benar sesuai. Selain itu karakter yang dimiliki sudah fix atau sesuai denngan jenisnya. Power amplifier built up memiliki sistem proteksi yang dapat diandalkan yang mana hal ini adalah sebagai sistem pangamanan yang sudah disesuaikan sebagai langkah proteksi diri. Untuk masalah performa dan kualitas tentu sudah tidak diragukan lagi. Karena jenis komponen yang digunakan adalah jenis komponen yang berkualitas tinggi.
Sementara untuk power amplifier lokal akan cenderung kurang spesifik dalam artian komposisi dan spesifikasi yang dihasilkan kadang tidak sesuai dengan kenyataanya. Namun, jika lebih teliti dalam memilih paower amplifier lokal pun bisa juga untuk di andalkan.
4. Perhatikan Daya Watt atau Daya Output Power Amplifier.
Selain mempertimbangkan hal di atas maka akan lebih baik lagi untuk memperhatikan daya output yang dimiliki sebuah powe amplifier. Dengan ketentuan daya Watt Power amplifier harus lebih besar dari kemampuan daya yang dimiliki loud speaker . Dalam hal ini untuk mengetahui daya output PA maka tanyakan atau lihat tabel daya yang ada pada PA tersebut.
Periksa rincian kemampuan daya dalam Watt per RMS (murni). Total daya yang dimiliki (stereo) dan berapa ohm (impedansi speaker) serta kemampuan total daya yang dimiliki power amplifier.
Contoh Perhitungan Spesifikasi Daya Power Amplifier.
Pada sebuah PA tertulis 2500 Watt per channel / 8 Ohms. Maka total daya ouptu PA tersebut (RMS) adalah 5000 Watt untuk stereo dan 1250 Watt per channel (mono) pada loud speaker 8 ohms.
Power amplifier 2000 Watt per channel / 4 Ohms. Jadi total daya output PA tersebut adalah 4000 Watt Stereo yang masing channel memili daya outpu 2000 Watt pada impedansi speaker 4 ohms. Namun, pada umumnya speaker yang beredar memiliki impedansi 8 ohms. Untuk mendapatkan impedansi 4 Ohms maka harus memasang minimal 2 speaker pada channel kiri dan 2 speaker pada channel kanan dengan penyambungan sepaekr secara paralel.
Demikian penjelasan tentang pengertian dan fungsi power amplifier. Semoga informasi kali ini bisa menjadikan refernsi bersama serta bisa bermanfaat untuk kita semua.
Maaf kak ganggu bentar kak aku mau tanya ni. Saya ada power merk spider king 1000 wat saya bru ganti tr sanken nya tetapi kok masih panas kak sedangkan saya belum kasi beban atau speker. Tlng kak penjelasanya
BalasHapusBisa jadi ada tr lain yang short
Hapus